Semua perempuan di Negeri ini mengenang jasanya
Berbaju kebaya berbagai versi
Anak-anak TK berdandan, karnaval keliling Kota
Berterimakasih dengan wajah berseri

Tetapi mengapa Raden Ajeng Kartini berwajah sendu
Tidakkah ia menyaksikan perempuan Negerinya telah berjaya
Nyaris duduk sejajar dengan para pria
Apakah gerangan yang menggangu kalbu?
Bukan hanya KDRT masih merajalela
Menimpa kaum perempuan dengan semena-mena
Cerita tentang anak-anak dan perempuan sebagai korban trafficking
Sangat menyakitkan dan pedas terasa di kuping

Bertanya Raden Ajeng Kartini, terus bertanya
Kemanakah suara perempuan di forum legilslatif
Tak terdengar lantang........ Sungguh naïf!
Tidak seperti ketika memarahi anak-anaknya

Menangislah Raden Ajeng Kartini
Hatinya pilu sebesar malu
Kartini* divonis 8 tahun penjara karena korupsi
Sungguh, hancur jiwanya disayat sembilu

Sembap mata karena sedih
Hatinya luka, tersa pedih
Menyaskikan tingkah para perempuan durjana
Yang mengotori cita-citanya

"Tak perlu lagi kalian berkain kebaya
Ribed berkonde seperti jaman dahulu
Bukan begitu sebenarnya cara kalian mengenangku
Tapi jagalah akhlak kalian sebagai Tiang Negara

Sebenarnya aku bahagia dan bangga kalian punya ilmu
Bahkan terkadang melampaui para pria
Tapi kumohon jangan kalian membuatku malu
Melupakan kodrat dan kewajiban utama"

Begitulah pesan Raden Ajeng Kartini
Untuk perempuan masa kini
Yang masih salah faham terhadap arti
Apa itu emasipasi …..


* Kartini Juliana Mandalena Marpaung, Hakim ad hoc Pengadilan Tipikor Semarang
Karya : Nening Mahendra
Tegal, 25 April 2013
Dimuat dalam BUMI, Buletin Mini FLP Tegal. Edisi Perdana/April 2013