Salah satu bagian penting dalam sebuah cerita, termasuk cerpen, adalah dialog atau cakapan. Cerita tidak akan menarik jika seluruhnya berupa narasi (kisahan) dan deskripsi yang diungkapkan dalam kalimat tidak langsung. Cerita menjadi hidup jika terjadi percakapan langsung antartokoh. Para tokoh dibiarkan untuk bercakap-cakap sendiri, mengungkapkan perasaan, pikiran, dan keinginannya secara langsung sehingga kata-kata yang muncul utuh dan asli. Pengarang hanya menyediakan konteks pembicaraan melalui penggambaran suasana.

Dalam menulis dialog dalam sebuah cerpen, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Perhatikan contoh berikut!

Perlahan mataku terbuka, kudapati tubuhku telah berada dalam kamar tidurku. "Di mana Winda?" gumamku.

"lstrimu sudah dikebumikan sore tadi," jawab Mbok yang mungkin sejak tadi menungguiku saat aku tak sadarkan diri.

"Di mana Wati, anakku, Mbok?" tanyaku lagi.

"Wati bersama Mbah Kakung," jawab Mbok menenangkan.

Perlahan kubuka sepucuk surat wasiat yang diberikan Winda sebelum ia meninggal dunia.


Bandingkan dengan kutipan berikut.

"Bu, koran yang itu jangan di kembalikan lho!" teriak Paimo kepada Istrinya," Lho, ini kan harus segera aku kembalikan ke rumah Pak Harjo, untuk kemudian meminjam lagi yang hari kemarin," jawab istrinya. Sebagai lulusan perguruan tinggi, Paimo belum bisa lepas dari yang disebut koran. Hanya saja karena tak mampu membeli koran, apa lagi berlangganan Paimo hanya nebeng membaca koran milik keluarga Pak Harjo.

Cakapan tokoh dalam cerpen ditulis ke bawah, setiap ganti tuturan ganti baris.

Cakapan ditulis dalam alinea baru sehingga pergantian tokoh terlihat dengan jelas.

Contoh dialog.

            “Kita akan pergi sekarang.” Aku dan Tono bergegas. [jika akhir kalimat dialog adalah titik, maka awal huruf kalimat berikutnya harus kapital/besar]

            “Semua akan baik-baik saja,” kataku kepada Tono. [jika akhir kalimat dialog adalah koma, maka awal kata berikutnya huruf kecil]

            "Bagaimana perasaan kamu?" tanya Rena menggoda.
            "Pergi kau!" Teriakku sambil penepuk meja sekuat tenaga.

Catatan:
§  Setiap dialog baru, harus dibuat alinea/paragraf baru walau cuma satu kata/kalimat.

§  Setiap huruf awal kalimat dialog harus kapital/huruf besar.

Contoh: "Aku pulang," kataku kepada Roi yang masih mematung.

§  Penulisan koma sebelum tanda kutip penutup.

Contoh penulisan koma yang salah. "Dia datang lagi", kata Danu.
Yang benar. "Dia datang lagi," kata Danu.

§  Penulisan titik sebelum tanda kutip penutup.

Contoh penulisan titik yang salah. "Dia datang lagi".

Yang benar. "Dia datang lagi."

§  Perhatikan baik-baik PENULISAN dan LETAK tanda baca (koma, titik, kutip ("), tanda tanya (?) dan tanda seru (!) dalam kalimat dialog.

§  Setelah tanda tanda (?) atau tanda seru (!) setelah ditutup dengan tanda kutip, tidak ada koma atau titik lagi.
§   
Contoh penulisan YANG SALAH. "Kau pergi sekarang?", tanyaku ke pada Andi.

Yang benar. "Kau pergi sekarang?" tanyaku kepada Andi.


§  Tanda kutip dengan kata sebelum dan sesudahnya tidak ada spasi.
§   
Contoh penulisan tanda kutip yang salah. "  Aku pergi,  " kataku pada Andi.

Yang benar. "Aku pergi," kataku kepada Andi.
 Sumber: kartikahidayati.blogspot