Ada beberapa cara dalam menuntut ilmu yang semestinya kita lakukan,
yang pertama adalah mengenai niat dalam menuntut ilmu. Kondisi kebanyakan yang
berkembang saat ini adalah belajar atau menuntut ilmu itu dengan harapan kelak
akan menjadi seorang yang kaya raya, mudah mendapat pekerjaan atau terangkat
setatus sosial kemasyarakatannya. Jika pelajar tidak berhasil dengan
cita-citanya yang seperti itu, maka instansi pendidikan tersebut di anggap
telah gagal dalam mengemban tugasnya. Lambat waktu instansi pendidikan tersebut
pun akan bangkrut dan tutup, selanjutnya muncul kembalai instansi-instansi
pendidikan yang menjanjikan berbagai macam keahlian dan jaminan bagi peserta
didiknya.
Yang kedua adalah cara kita dalam menghormati sebuah ilmu dan guru,
jika menginginkan agar para pelajar dapat menghormati ilmu dan guru. Maka kita
sebagai tenaga pendidik harus mencontohkan terlebih dahulu. Jangankan untuk
menghormati ilmu ataupun seorang guru.Terkadang untuk menghormati diri sendiri,
kedua orang tua dan teman sebaya saja kita masih belum mampu. Salah niat dalam
mendidik adalah salah satu dari sikap kurang bisanya menghormaati diri sendiri.
Menyukupi kebutuhan hidup adalah suatu hal yang wajar bagi siapa saja, namun
jika terlalu terpesona dengan gemerlapnya dunia sehingga kita harus turun ke
jalan meminta kenaikan upah, tentu itu sudah keluar dari tujuan mulia bagi
seorang pendidik. Disinilah peran pemerintahan yang semestinya harus lebih
dominan, agar tidak ada lagi tenaga pendidik yang merasa kekurangan dalam segi
finansialnya dan tentunya di imbangi dengan profesional dalam mendidik. Lepas
dari semua itu kita juga dituntut agar dapat menghormati ilmu diantaranya yaitu
dengan tidak menaruh buku di sembarang tempat.
Sebetulnya masih banyak lagi yang harus kita kaji dalam kitab Talimul
Mutaalim, di antaranya adalah kesungguhan dalam mencari ilmu, beristiqamah,
cita-cita yang luhur, tawakal, waktu belajar, saling mengasihi dan saling
menasehati, mencari tambahan ilmu pengetahuan dan bersikap wara’ ketika
menuntut ilmu. Namun sebelum melangkah ke ranah yang lebih jauh, alangkah
baiknya jika kita terlebih dahulu mengukuhkan sesuatu yang paling mendasar dalam
proses pembelajaran yaitu niat dalam mencari ilmu serta menghormati ilmu dan
seorang guru.
Niat dalam mencari ilmu seharusnya tidak lain hanyalah untuk
mencari ridha Allah, seperti yang tertulis dalam kitab Talimul Mutaalim. “Di
waktu belajar hendaklah berniat mencari ridha Allah swt. Kebahagian akhirat,
memerangi kebodohan sendiri dan segenap kaum bodoh, mengembangkan agama. Dengan
belajar pula, hendaklah diniati untuk mensyukuri kenikmatan akal dan badan yang
sehat. Belajar jangan diniatkan untuk mencari pengaruh, kenikmatan dunia
ataupun kehormatan di depan sultan atau penguasa-penguasa lain.” Jika sudah
seperti itu maka di harapkan akan terwujudnya proses belajar dan mengajar
dengan rasa nyaman dan penuh konsentrasi, karena sudah tidak lagi mencemaskan masa
depannya yang berhubungan dengan kenikmatan duniawinya.
Setelah berusaha mengamalkan niat dengan benar, langkah selajutnya
yang harus kita lakukan agar berhasil dalam menuntut ilmu ialah dengan
menghormati sebuah ilmu dan guru. berikut yang di tulis oleh beliau Syekh
Az-Zarnuji dalam kitabnya, “Seorang pelajar tidak akan memperoleh kesuksesan
ilmu dan tidak pula ilmunya dapat bermanfaat, selain jika mau mengagungkan ilmu
itu sendiri, ahli ilmu, dan menghormati keagungan gurunya. Dapatnya orang
mencapai sesuatu hanya karena mengagungkan sesuatu itu, dan gagalnya pula karena
tidak mau mengagungkannya. Tidaklah anda telah tahu, manusia tidak menjadi
kafir karena maksiatnya, tapi jadi kafir lantaran tidak mengagungkan Allah.” Pertanyaanya
adalah bagaimanakah cara kita dalam menghormati atau mengagungkan ilmu dan
seorang guru, untuk menghormati ilmu salah satunya yaitu dengan memuliakan
sebuah kitab atau buku tersebut, yaitu dengan cara tidak menaruh buku di
sembarang tempat, tidak meletakan kaki sejajar dengan buku, tidak menggunakan
tinta berwarna merah dan berusaha senantiasa dalam keadaan suci (berwudlu)
ketika mengambil buku atau ketika sedang dalam proses belajar dan mengajar.
Selanjutnya adalah dengan menghormati seorang guru, termasuk arti menghormati
guru yaitu tidak berjalan di depannya, duduk di tempatnya, memulai mengajak
bicara kecuali atas perkenan darinya dan berbicara macam-macam tentangnya.
Diakhir tulisan yang sederhana ini marilah kita senantiasa
memajukan dunia pendidikan dengan selalu mengingat tujuan pendidikan itu
sendiri. Semoga nantinya pendidikan di bangsa ini benar-benar mempunyai
karakter yang di harapkan, seorang guru yang mengamalkan ilmunya dengan penuh
keikhlasan, pelajar yang belajar dengan penuh rasa ta’dim dan kesungguhan,
orang tua yang senantiasa mendo’akan seberhasilan putra putrinya, dan
lingkungan yang penuh dengan ke harmonisan.
0 komentar:
Posting Komentar